Senin, 07 Mei 2012

Kerajaan Imaji L'Arc~en~Ciel buat Jakarta


Konser




L'Arc~en~Ciel



Band asal Osaka, Jepang, L’Arc~en~Ciel menunjukkan kematangan bermusik setelah berkarir lebih dari 20 tahun di Lapangan D, Senayan, Jakarta, Rabu(2 Mei) malam. Kerinduan penggemar di Indonesia terbayar sudah, tetapi sepertinya tidak akan pernah lunas.
Konser di Arena terbuka itu dimulai tepat pukul 20.00 ditandai dengan menyalanya lampu di panggung serta suguhan animasi berbagai belahan dunia yg mereka singgahi dalam “World Tour 2012” nya. Penoton pun takjub dengan kemewahan piranti panggung mereka.

Sekitar 10.000 penonton yg sudah sejak sore menanti di arena langsung berteriak mengacungkan tangan ke udara. Beberapa lainnya mengayunkan Light Stick yg menyala dengan berbagai warna yg berbeda. Rangkaian animasi pembuka di layar tengah LED utama di belakang panggung yg lebarnya sama dengan panggung, sekitar 16 meter, diperlihatkan dengan gambar tonjokan sang Vokalis Hyde ke arah penonton seolah memecah kaca layar.
Lagu pembuka bertempo sedang “Ibara No Namida” pun dimainkan, sementara paduan suara penonton dimulai mengiringi lagu tersebut. Hyde, Ken (Gitar), Tetsuya (Bass), dan Yukihiro (Drum) belum lagi menyapa penonton. Pertunjukan pun semakin meriah pada lagu ketiga bertempo cepat “Good Luck My Way”.

Hyde



“Hello Jakarta!” sapa Hyde kepada penonton sambil lalu melempar ciuman tangannya kepada penonton. Penggemar yg seolah mendapat kecupan jauh itu pun Histeris. Dalam bahasa Indonesia terpatah-patah, Hyde  melanjutkan, “Kalian senang bertemu aku? Aku?” sambil menunjuk dirinya sendiri lalu melanjutkan, “Aku juga..”. Penonton pun senang dan Hyde melanjutkan, “selamat menikmati.. Are you Ready?” dan lagu keempat “Honey” pun dinyanyikan diiringi dengan suara penonton bersama-sama menyanyikan lagu tersebut.

Aksi berbahasa indonesia pun berlanjut antar personel bergantian kecuali Yukihiro yg tetap anteng di balik Drumnya. Dan yg paling menghibur adalah Ken dengan berdialog Lu-gua, tapi sambil membaca contekan di secarik kertas. “kemarin gua ke Pasar Raya beli oleh-oleh buat Hyde lho.” Dan lalu melanjutkan, “gua kemarin lusa foto-foto di Kota Tua lho. Jakarta itu panas gila ya? Makanya kemarin gua berenang, pengen-nya sih bareng cewek-cewek pake bikini. Disini ada yg pake bikini gak?”. Sambil lalu memberikan bungkusan plastik kepada Hyde, Lalu Hyde langsung membukanya dan ternyata isinya adalah wayang golek, suling bambu, dan miniatur gamelan. Hyde pun sempat mencoba memainkan wayang golek dan suling bambu tersebut.




Hyde dan Ken

Konser pun berlanjut, sorotan lampu pun makin menggila. Penonton juga tak henti-hentinya bernyanyi mengikuti lirik lagu yg dimainkan. Saat Hyde dan personel lainnya hendak beristirahat sejenak lampu panggung dimatikan, namun penonton kompak menyanyikan lagu “Anata” yg membuat personel band Laruku kaget dan kemudian lampu panggung dan layar LED kembali menyala sehingga melanjutkan konser tersebut untuk membawakan lagu tersebut diiringi dengan turunnya gerimis. Pertunjukkan berakhir sekitar pukul 22.10 WIB.
Fanatisme tak pernah usai, sedangkan durasi konser ada batasnya. Di penghujung penampilannya setelah lagu “Niji” berakhir, ada janji yg diucapkan oleh Hyde si vokalis. “kamu senang? Aku juga. Kami datang ke Indonesia lagi,” kata Hyde sambil memberi kiss-bye terakhir sebelum berlari ke belakang panggung.


Penampilan


Band yg sudah mengeluarkan 13 album ini mempersiapkan betul apa yg hendak mereka pertontonkan. Di Negaranya mereka memang tergolong sebagai band g mengedepankan tampilan, atau istilahnya visual kei. Itu terlihat dari gaya rambut personel yg atraktif serta pakaian dan riasan Hyde dan Tetsuya yg unik. Sedangkan Ken berpenampilan paling rock ‘n roll dibandingkan dengan yg lain, lalu Yukihiro berpenampilan casual dengan hanya memakai kaos saja.

Layar LED beresolusi superpadat dan semburan aneka motif dan warna mendukung semua itu. Terdapat 3 layar LED, diantaranya adalah di belakang panggung, di sebelah kanan dan kiri panggung. Penonton di ujung paling belakang arena bisa melihat dengan jelas air mata Hyde yg sedikit merusak riasan matanya saat menyanyi lagu “Forbidden Love”.



Hyde

Hal ini yg dipertahankan selama lebih dari 20 tahun eksistensi mereka. Pada kenyataannya, L’Arc~en~Ciel dan kawan-kawan sesama visual kei masih kuat menyebarkan virus gaya dan musik mereka ke belahan dunia, tak terkecuali Indonesia. Penggemarnya tak Cuma remaja belasan tahun. Pada konser kemarin, tampak pula para pekerja kantoran dengan pantalon, dan juga blazer, di antara penonton yg berdandan Harajuku style.




 Tetsuya dan Hyde